Benarkah Ahli Maksiat Akan Menerima Kitabnya dari Arah Kiri?
Salah satu pilar penting dari bangunan keimanan seorang Muslim ialah percaya akan keberadaan alam akhirat, dengan segala rincian yang ada di dalamnya. Di alam akhirat nanti, sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran, setiap manusia akan menerima buku catatan amalnya. Yang beruntung akan menerima kitab dari arah sebelah kanan. Dan yang celaka akan menerima kitabnya dari sebelah kiri. Pertanyaannya, siapa yang beruntung, dan siapa yang celaka itu?
Sepertinya banyak orang mengira bahwa orang yang beruntung—yang akan menerima kitab dari sebelah kanan itu—ialah hanya orang-orang beriman yang saleh, yang amalan kebaikannya mengalahkan keburukannya. Sedangkan yang celaka ialah orang-orang kafir dan para ahli maksiat dari kalangan orang-orang beriman. Menurut Syekh Yusri, pandangan ini keliru. Yang benar, kata beliau, yang akan menerima kitab dari sebelah kanan, dan memperoleh kabar gembira itu, ialah semua orang beriman yang mati dalam keimanan.
“Selama yang bersangkutan mati sebagai orang beriman, maka dia akan menerima kitabnya dari sebelah kanan.” Demikian kata beliau. Terlepas apakah dia ahli maksiat maupun orang yang taat. Lalu siapa yang akan menerima kitab dari sebelah kiri, yang menjadi isyarat bagi kecelakaan itu? Yang akan menerima kitab dengan cara seperti itu hanyalah orang-orang kafir, yang mati dalam kekufuran. Sekali lagi, orang kafir yang mati dalam kekufuran.
Dan, yang perlu kita ingat, kufur dan iman itu urusan hati. Tidak selamanya tampak dan bisa dibuktikan oleh mata kepala kita sendiri. Dan karena itu kita tidak pernah tahu persis bagaimana sesungguhnya isi hati seseorang. Dan dalam keadaan apa hati mereka wafat. Yang jelas, kalau dia mati dalam keadaan beriman, dalam arti memercayai semua ajaran yang dibawa oleh nabi, maka yang bersangkutan akan menerima kitabnya dari sebelah kanan, sebagai bentuk kabar gembira bagi dirinya.
Hanya saja, orang beriman yang ahli maksiat akan mendapatkan teguran dari Allah Swt. Beberapa di antara mereka, papar Syekh Yusri, juga ada yang dimasukkan ke dalam neraka. Tetapi, tegasnya lebih jauh, mereka akan keluar dengan adanya syafaat Rasulullah Saw. Dan disiksa sesuai dengan kadar dosanya.
Pandangan serupa juga dilansir oleh penulis kitab tafsir al-Muharrar al-Wajiz. Dalam kitab tersebut, Ibnu Athiyyah mengatakan bahwa kelak akan ada lembaran-lembaran yang saling beterbangan (shahâif tatathâyar), yang merekam amal perbuatan manusia. Dia akan disampaikan dari sebelah kanan untuk orang-orang beriman. Dan diletakkan di sebelah kiri untuk orang-orang kafir. Kitab-kitab itu juga akan disampaikan dari arah kanan bagi para pendosa (yang beriman) yang telah mendapatkan ancaman Tuhan.
Kendati berdosa, mereka tetap akan mendapatkan kabar gembira dari pemberian kitab tersebut, berupa infromasi bahwa mereka tidak akan diabadikan di dalam neraka (Lihat al-Muharrar al-Wajiz, vol. 3. Hlm. 474). Kenapa tidak diabadikan di dalam neraka? Karena dalam diri mereka masih tersimpan keimanan. Pandangan umum kaum Ahlussunnah menyatakan, bahwa amal itu bukan bagian dari hakikat iman. Dia hanyalah penyempurna, tapi bukan bagian dari hakikat keimanan itu sendiri. Sehingga orang yang berdosa, dalam pandangan Ahlussunnah, betapapun besarnya dosa itu, tetap dipandang sebagai orang beriman. Dan kelak di alam akhirat akan mendapatkan keselamatan.
Pandangan serupa juga dikemukakan oleh Prof. Dr. Rabi Gauhari, pakar Ilmu Kalam dan Anggota Dewan Ulama Senior al-Azhar. Dia mengatakan bahwa yang akan menerima kitab amalan dari arah kanan, sebagai pemberian kabar gembira itu ialah orang-orang beriman. Dan yang akan menerima kitab dari arah kiri, sebagai tanda kecelakaan, ialah orang-orang kafir. (Lihat Aqidatuna, vol. 2. Hlm. 135-136).
Dengan demikian, tidak sepenuhnya benar pandangan orang yang mengatakan bahwa orang-orang yang bermaksiat dari kaum beriman itu akan mendapatkan kitabnya dari sebelah kiri, seperti halnya orang kafir. Semua orang beriman, yang mati dengan keimanan, akan menerima kitabnya dari sebelah kanan. Yang ahli maksiat, akan mendapatkan kabar gembira bahwa mereka tidak akan diabadikan di dalam neraka, meskipun sebagian di antara mereka harus terlebih dulu disiksa, sesuai dengan kadar dosa yang mereka punya. Adapun orang-orang beriman yang taat maka mereka akan berbahagia, karena mereka akan terbebas dari siksa dan masuk ke dalam sorga.
Karena itu, sebagai pelajaran pentingnya, jangan pernah kita sepelekan urusan keimanan. Pertahankan itu sampai mati. Betapapun tampil sebagai pendosa, orang beriman akan tetap mendapatkan kemuliaan di sisi Allah Swt, dengan keimanan yang ada di dalam diri mereka. Sebaliknya, orang kafir, yang mati dalam kekufuran, akan mendapatkan kedudukan yang hina di sisi Tuhannya, sekalipun mereka berbuat baik selama di dunia. Keimanan itu mahal dan berharga. Karena itu, jangan biarkan ia hilang sampai ajal kita benar-benar tiba. Demikian, wallâhu ‘alam bisshawab.